Pages

Jumat, 15 April 2016

Aku Menulis Diary Maka Aku Cemen?

Dear diary,
Hari ini aku capek. Capek hati, pikiran dan tenaga. Pacar jalan sama orang, kerjaan satu belum kelar ditambah pekerjaan yang lain. Bla bla bla bla ……………………………………………………...
Template yang menjadi semacam aturan tidak tertulis ketika menulis catatan harian. Kalaupun mungkin sudah tidak berlaku di jaman sekarang, paling tidak pernah menjadi template catatan harian untuk orang-orang generasi 80 dan 90. 

Karena umumnya berisi curahan hati, diary lebih diidentikkan dengan kaum perempuan. Ada anggapan dan mungkin sudah menjadi kebenaran umum bahwa perempuan lebih menonjolkan perasaan sedangkan laki-laki mengedepankan logikanya. 

Lalu bagaimana kalau seorang lelaki menulis diary? Membuat sebuah catatan harian? Dapatkah dia dikatakan lelaki yang keperempuan-perempuan an? Lelaki cemen?

Diary bukan melulu tentang curahan hati
Relatif. Banyaknya manusia dengan keberagaman pandangannya tentu saja tidak menghasilkan satu suara bulat, ya atau tidak. Akan tetap ada pandangan bahwa lelaki yang menulis diary adalah cemen, dan tetap ada pula yang berpandangan sebalinya.

Yang jelas, diary tidak melulu soal curahan hati. Diary tidak selalu berisi keluh kesah, kekecewaan, ataupun hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya. Diary dapat berisi cerita-cerita yang memberikan inspirasi, catatan-catatan yang menambah motivasi.

Terdapat beragam jenis tulisan dalam diary. Laporan kegiatan harian, catatan perjalanan, ide atau gagasan, pandangan terhadap suatu kejadian, dan beragam bentuk aktivitas “manly” dapat dijadikan diary. 

Manfaat diary
Dari sisi kebermanfaatan, terdapat beragam kebermanfaatan yang tidak hanya dibutuhkan oleh perempuan. Laki-laki juga membutuhkan kebermanfaatan dari menulis diary. Mengurangi stress dan beban pikiran, menyimpan memori dan kejadian penting, sebagai sumber inspirasi, serta sebagai tempat pembelajaran adalah beberapa manfaat yang tidak hanya dibutuhkan oleh perempuan.

Alih-alih keperempuan-peremupan an, justru suatu kekuatan dan nilai lebih bagi laki-laki yang menulis diary. 

Masih tidak mau menulis diary karena malu dibilang cemen dan keperempuan-perempuan an?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar