Dan kau telah mengalahkanku berkali-kali. Membuatku terjatuh di lubang yang sama hingga tak terhitung jumlahnya. Ibarat keledai, aku adalah keledai dungu nan “ndablek” yang sudah jatuh dan tertimpa tangga. Yang di depan orang lain terlihat seperti pahlawan namun serta merta menjadi pecundang begitu denganmu aku dihadapkan.
Beragam kompetisi pernah kumenangkan, banyak pihak yang secara langsung ataupun tak langsung kukalahkan. Namun, tak sekalipun aku merasa pernah mengalahkanmu. Kemalasanku, tak bisakah kau sedikit mengalah untuk menyempurnakan kemenangan-kemenanganku?
Sedikitlah mengalah untuk menjadikan hidupku bukan sekedar hidup. Hidup yang dapat memberi arti. Memberi arti baik untuk diri sendiri ataupun orang lain. Jika kau bagian dariku, pastilah kau tahu mereka yang disekitarku yang mampu memberikan arti, minimal untuk diri mereka sendiri. Lihatlah mereka yang berbahagia dengan kerasnya usaha. Usaha keras yang terbayar dengan keberhasilan-keberhasilan dengan tuntas. Contohlah kemalasan mereka, makhluk yang sama denganmu, sedikit mengalah untuk memberikan kesempatan orang-orang agar berarti.
Ah tidak. Kemalasan mereka tidak mengalah untuk tuan nya. Mereka lah yang mampu mengalahkan kemalasan-kemalasan mereka sendiri. Sudah muncul kesadaran mereka akan posisi kemalasan dalam dirinya. Dan sebagaimana yang telah orang-orang lakukan, tak perlulah kau mengalah untukku. Biar aku mengalahkanmu karena memang aku mampu untuk itu. Biar aku dengan segenap daya dan upayaku yang mengendalikan mu. Suatu daya dan upaya yang mencerminkan nilai sportifitas, suatu kemenangan terhormat atas suatu usaha, bukan karena pemberian atau proses sengaja mengalah.
Suatu kemenangan tanpa mengalahkan, kemenangan dengan output mengendalikan. Penaklukan-penaklukan olehmu atasku tiak akan kubalas dengan hal yang sama. Kau adalah bagian dari sisi kemanusiaanku, tidak harus dihilangkan dan hanya perlu untuk dikendalikan. Dalam kadar dan keadaan tertentu, engkau masih memiliki sisi-sisi kebermanfaatan.
Pengendalianmu atasku hanya akan terjadi di masa lalu. Mulai sekarang dan masa mendatang, akulah tuan pengendalimu. Akulah tali pengekang liar dan sifat merusakmu. Ya, mulai sekarang, akulah yang akan mengendalikanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar