Sesungguhnya segala sesuatu hanya berotasi sesuai garis edarnya. Beredar dalam dimensi ruang dan atau dalam dimensi waktu. Dari sesuatu yang tidak ada, menjadi ada, kemudian tiada kembali, dan begitu seterusnya sampai segala sesuatunya benar-benar berakhir.
Ransel Kucel, dari sesuatu yang tidak ada, dibuat agar ada, sengaja ditiadakan, dan kembali lagi mencoba untuk diadakan. Semua keputusan berlandaskan alasan masing-masing. Semua keputusan membawa konsekuensi masing-masing. Sengaja ditiadakan dalam rangka menjalankan sebuah misi dan program bersama. Kemudian diadakan kembali untuk kebermanfaatan yang lebih besar daripada egoisme kolektif untuk sekedar memiliki sesuatu yang dapat dikerjakan berdua.
Tidak kemudian meninggalkan egoisme kolektif demi egoisme pribadi agar aku lebih dikenal daripada kami. Lebih dari itu, keputusan diambil untuk pengembangan masing-masing aku sehingga nantinya benar-benar menjadi kami yang sudah siap. Kami yang memang bisa memberikan kebermanfaatan lebih dari sekedar aku.
Jika kemudian ada yang mengatakan, bukankah lebih baik berjalan bersama membangun kami. Itupun tidak sepenuhnya salah, walaupun tidak dapat dibenarkan sepenuhnya. Sekali lagi, semuanya memiliki alasan masing-masing. Semua membawa konsekuensi masing-masing.
Dan pada akhirnya Ransel Kucel diadakan kembali. Pembelajaran dan penggemblengan akan aku. Agar aku menjadi benar-benar siap saat bertransformasi menjadi kami. Agar bekal kami untuk kebermanfaatan yang lebih luas dapat terisi dan dipersiapkan sejak hari ini.
Ransel Kucel hadir kembali. Ransel Kucel diadakan lagi...