Minggu, 13 Agustus 2017

Break

Tujuan pacaran hanya untuk putus. Bisa karena berpisah, bisa karena menikah
Sebuah fakta yang memang sudah terbukti kebenarannya. Walaupun tidak semua orang menikah diawali dari proses pacaran, tetapi semua yang bepacaran akan berhenti berpacaran. Berhenti yang bermakna berakhirnya sebuah hubungan atau berhenti untuk menuju hubungan yang lebih baik. 

Putus adalah sebuah keputusan yang diawali dari banyak kejadian, banyak pertimbangan, serta banyak pikiran yang matang dan mendalam. 

Pun demikian dengan berhentinya aku menulis di ransel kucel ini. Semua diawali dari banyak kejadian, banyak pertimbangan, serta banyak pikiran yang matang dan mendalam. Berhenti bukan berarti tidak lagi melanjutkan aktivitas menulis. Berhenti menulis di ransel kucel ini untuk bisa fokus menulis di satu tungku. Berhenti dari sesuatu yang baik untuk insyaAllah naik level ke yang lebih baik. 

Berpindah ke platform blog yang sama dengan macam dan jenis tulisan yang sama. Namun dengan sistem pengelolaan yang berbeda. Jika ransel kucel merupakan hasil buah tangan dariku seorang, maka satu tungku merupakan kombinasi dari minimal dua hati dan kepala. Aku dan pasanganku. 
Jika sebelumnya terdapat kebebasan untuk menjadikan ransel kucel seperti apa, maka di satu tungku akan ada batasan-batasannya. Batasan yang sesungguhnya tidak menghalangi tetapi hanya pengarah ke jalan yang lebih baik. Batasan-batasan yang lahir dari sebuah komunikasi, koordinasi, dan konsolidasi dari minimal dua hati dan kepala tadi. 

Dan akhirnya aku memang harus berhenti. Berhenti dari yang semula seenaknya sendiri menuju pentingnya sebuah konsistensi. Konisitensi sekaligus penjagaan akan sebuah komitmen yang telah disepakati. 

Terimakasih atas semua kesempatan yang diberikan, dan doakan berhentiku memang berhenti dalam arti perkembangan, dalam arti lebih memberikan kebermanfaatan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar