Dear diary,
Hari ini aku capek. Capek hati, pikiran dan tenaga. Pacar jalan sama orang, kerjaan satu belum kelar ditambah pekerjaan yang lain. Bla bla bla bla ……………………………………………………...
Template yang menjadi semacam aturan tidak tertulis ketika menulis catatan harian. Kalaupun mungkin sudah tidak berlaku di jaman sekarang, paling tidak pernah menjadi template catatan harian untuk orang-orang generasi 80 dan 90.
Karena umumnya berisi curahan hati, diary lebih diidentikkan dengan kaum perempuan. Ada anggapan dan mungkin sudah menjadi kebenaran umum bahwa perempuan lebih menonjolkan perasaan sedangkan laki-laki mengedepankan logikanya.
Lalu bagaimana kalau seorang lelaki menulis diary? Membuat sebuah catatan harian? Dapatkah dia dikatakan lelaki yang keperempuan-perempuan an? Lelaki cemen?
Diary bukan melulu tentang curahan hati
Relatif. Banyaknya manusia dengan keberagaman pandangannya tentu saja tidak menghasilkan satu suara bulat, ya atau tidak. Akan tetap ada pandangan bahwa lelaki yang menulis diary adalah cemen, dan tetap ada pula yang berpandangan sebalinya.