Susana semakin santai dengan hamburan cahaya remang dan gemercik suara air mancur di taman. Di bilik berukuran empat meter persegi sebuah rumah makan bergaya tradisional tersebut lima pemuda semi bapak-bapak mengisi perut setelah seharian berpuasa.
“Mengapa pilih tempat di sini? Terlalu dekat tempat ini dengan akses utama. Akan banyak orang berseliweran di depan kita nantinya”, tanya Alfa pada Beta, salah seorang yang memesan tempat tersebut.
“Justru itu yang dicari. Semakin banyak yang lewat, semakin besar kemunkinan untuk melakukan seleksi”, jawab Beta dengan santainya.
“Itu hanya berlaku buatmu Mas. Aku dan Alfa sudah punya putri, Charlie bulan depan akan menikah, Delta sudah punya pacar. Hanya kamu di sini yang jomblo”, Omega menanggapi dan diikuti gelak tawa dari yang lainnya.
“Yap benar. Aku yang sekarang sudah sangat berbeda dengan yang dulu. Semasa kuliah, berkenalan atau bahkan berpacaran adalah hal yang mudah buatku. Dulu kesempatan dekat dengan perempuan bukanlah hal yang perlu dirisaukan. Sekarang, jangankan sampai dekat, kenalan saja susahnya bukan main”
“Tuhan sudah memberimu kesempatan untuk serius dengan satu perempan Mas. Tapi sayang, kamu justru menyia-siakan kesempatan yang diberikan padamu. Tapi tenang Mas, kesempatan tidak hanya akan datang sekali, termasuk kesempatanmu mendapatkan jodoh. Yakinlah bahwa akan datang kesempatanmu untuk mendapatkan jodoh. Ya, walaupun mungkin kesempatan keduamu itu akan hadir di fase kehidupanmu berikutnya, di akhirat kelak”, tanggap Delta dengan santai yang juga diikuti oleh gelak tawa kelimanya.
“Sudah-sudah makan dulu, keburu waktu buka nya habis”…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar