Lihatlah grafik dan data-data ini! Bukankah razia terhadap praktik prostitusi online sudah marak akhir-akhir ini? Berita-berita, baik lewat media cetak, elektronik, maupun online secara intensif sudah disebarkan. Tapi fakta ini menegasikan semuanya, menjungkirbalikkan logika-logika yang ada. Situs dan akun-akun prostitusi online justru meningkat traffic nya. Semakin banyak pengunjung situs dan akun-akun prostitusi online tersebut ditengah informasi maraknya razia terhadapnya.
Tidak ada yang dinegasikan. Tidak ada pula logika yang dijungkirbalikkan. Justru fakta tersebut sesuai dengan alur logika berfikir kita. Bukan masalah sering diberitakan lalu banyak orang yang ingin tahu. Alasannya lebih esensial dari sekedar rasa ingin tahu.
Razia dan penggerebekan umumnya dilakukan dengan datang bersama-sama kemudian melakukan sesuatu yang disebut dengan penertiban. Razia pedagang kaki lima dilakukan dengan cara beramai-ramai ke lokasi kemudian menertibkannya. Razia prostitusi konvensional pun demikian.
Prostitusi online? Penggerebekannya pun dilakukan secara bersama dan ramai-ramai mengunjungi situs dan akun-akun prostitusi online tersebut. Bukankah jika demikian secara langsung dapat meningkatan traffic ke situs dan akun tersebut?
Apa yang dinegasikan? Logika bagian mana yang dijungkirbalikkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar