Dariada aku pusing mencari handphone, biar kubeli aja handphone itu?!
Berapa?
Sejuta?
Sejuta? Dua juta tiga ratus ribu rupiah baru kulepas hape ku ini untuk mu.
Dua juta tiga ratus? Bukankah harga barunya tidak mencapai angka tersebut?
Memang! Harga barunya satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.
Kenapa second nya lebih mahal?
Perhatikan! Mau menghitung juga boleh. Sejak hape ini di tanganku, aku telah mengeluarkan banyak biaya. Aku telah mengeluarkan biaya untuk membeli pulsa, membeli paket data untuk menikmati internet. Aku juga telah banyak melakukan charging pada hape ini. Tahu kan biaya listrik sekarang mahal?!
Seharusnya tetap lebih murah dari harga baru karena hape mu ini pasti mengalami depresiasi.
Mari kita hitung dan bandingkan biaya depresasi dengan biaya yang telah kukeluarkan untuk pulsa dan listrik!!
Tapi ini kan sudah kamu pakai.
Justru karena juga pernah kupake maka harganya jadi lebih tinggi. Kamu jadi tidak perlu repot repot untuk memastikan segala sesuatunya berfungsi normal. Tidak perlu khawatir adanya kerusakan produk dari pabriknya. Dan satu lagi yang menjadikan hape second ku ini lebih mahal dari barunya adalah, “ini adalah penghilang pusing dan bingungmu dalam mencari hape!”
Mending kita berantem. Mungkin pusingku jadi hilang setelah berantem sama kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar