Heboh kita dikabari ribut-ribut antar penyedia jasa angkutan transportasi. Penyedia jasa angkutan konvensional yang notabene eksis terlebih dahulu bersikeras melarang beroperasinya jasa angkutan online. Demo besar-besaran, aksi mogok, dan bahkan pengrusakan adalah beberapa bentuk aksi pelarangan yang dilakukan.
Belum adanya ijin operasi yang dimiliki oleh penyedia jasa angkutan online menjadi alasan pelarangan. Namun banyak pula yang berpendapat bahwa pelarangan dipicu oleh rebutan rejeki. Jasa angkutan online telah “mengambil” rejeki penyedia jasa konvensional. Keberadaan jasa angkutan online telah mengurangi pengguna jasa angkutan konvensional yang berakibat pada berkurangnya pendapatan penyedia jasa angkutan konvensional.
Jika memang alasan ribut-ribut dan demo adalah rebutan rejeki, maka telah salah sasaran yang mereka lakukan. Tidak seharusnya penyedia jasa angkutan konvensional memprotes keberadaan jas angkutan online. Yang justru harusnya mereka protes adalah ayam. Ya, ayam. Karena sesungguhnya yang bisa mematok rejeki adalah ayam. Apalagi kalau sampai bangun kesiangan, pasti habis rejekinya dipatok ayam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar