Senin, 07 Desember 2015

Sepenggal Obrolan Pulang dari Basecamp Merbabu

tanjakan macan gunung merbabu
awan yang menjadi penyebab turunnya hujan
Terik mentari menemani sepanjang perjalanan kami. Jalanan Selo-Cepogo-Boyolali-Klaten-dan sebagian kecil Yogyakarta menjadi saksi panasnya pijar matahari yang sampai ke bumi. Cuaca berubah segera setelah melewati jalanan di depan bandara. Mendung bergelantungan tepat di atas kami. Hujan pun turun dengan agak tidak santai. Banyak kemudian pengendara motor yang menepi. Menepi untuk sekedar mengenakan jas hujan ataupun berteduh sembari menunggu hujan berhenti. Latah, dan akhirnya kami pun turut menepi dan berhenti.

“Bob, mau pake jas hujan enggak?”

“Kamu aja lah yang pake jas hujan, kamu kan di depan. Aku di belakang, jadi agak aman”

“Jaketmu water proof?”

“Iya water proof”

“Kalo gitu aku gak usah pake jas hujan. Aku nitip handphone sama dompet”

Dan kemudian handphone sama dompet ku dimasukkan ke dalam jaketnya yang katanya water proof, walaupun aku agak sedikit ragu akan ke-water proof-an jaket nya.

“Kau yakin gak pake jaket Rif?”

“Gak usah lah Bob, tinggal dikit lagi juga. Yang penting barang yang rawan rusak kalo terkena air sudah diamankan. Lagian, kita tuh seharusnya juga gak usah pake jas hujan. Malu lah sama monyet. Mereka aja di gunung hujan-hujanan sepanjang hari tanpa jas hujan. Masak kita cuma berapa menit sudah mau pake jas hujan. Kamu harusnya juga mencopot itu jaket water proof sebagai bentuk penghormatanmu pada monyet. Makhluk yang eek nya kamu injek-injek selama perjalanan di Merbabu”
“Hahaha, jangan dicopot lah. Kasihan handphone, dompet, sama kameranya”

“Owh iya, bener juga kamu Bob. Gak usah dicopot kalo gitu. Gitu aja udah menunjukkan kalo kamu gak kalah sama monyet”.

***

Masuk jalan Affandi, sebuah motor menyalip cypton yang kami tumpangi. Pengemudi basah kuyup tanpa mengenakan jas hujan sementara yang dibonceng terbungkus jas hujan dan mungkin tidak merasakan nikmatnya hujan-hujanan.

“Gak laki banget sih, pake jas hujan segala”

“Itu memang cewek Riif, bukan laki”

“Cowoknya itu lhoh, sok-sok an berkorban untuk ceweknya. Harusnya yang depan lah yang pake jas hujan, bukan malah yang dibelakang. Yang depan itu potensi terkena tetesan hujan lebih tinggi daripada yang di belakang. Pencitraan banget”

“Gentleman itu namanya Dul”

“Yang pake jas hujan itu kalah sama monyet. Tapi kalo pake jas hujan dengan tujuan pencitraan itu lebih monyet daripada monyet itu sendiri Bob”

“Terserah kowe wae lah Rif, hahaha”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar