Kamis, 20 Juli 2017

Membacalah

Mungkin sebagian dari kita sudah mengenal tulisan bahkan sejak sebelum mampu secara mandiri mengenakan pakaian. Namun faktanya sayang itu tak kunjung datang biarpun kenalan sudah lama dilangsungkan. Jangankan sayang, sampai level terbiasa pun amat jarang yang mampu melakukan. 

Berliterasi dalam tataran yang paling sempit (membaca dan menulis) masih dianggap sesuatu yang tidak memberikan manfaat apa-apa, masih dianggap sesuatu yang bukan merupakan kebutuhan. Namun berbeda dengan kegiatan non kebutuhan lainnya, keinginan untuk membaca dan menulis amat jauh di bawah keinginan untuk mendapatkan hiburan. 

Pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya membaca (khususnya) masih cukup rendah sehingga aktivitas membaca menjadi salah satu yang paling sedikit peminatnya. Perlu dibangun kembali kesadaran akan pentingnya membaca sehingga aktivitas membaca dianggap sebagai kebutuhan yang tanpa melakukannya akan ada sesuatu yang berkurang, sesuatu yang hilang. 
Setiap ahli memiliki versi tersendiri akan manfaat dan fungsi membaca. Ahli neurologi, ahli psikologi, ahli pendidikan, dan bahkan pakar sosial kemasyarakatan pun memiliki penjelasan masing-masing akan manfaat dan fungsi membaca. Dan tanpa bermaksud menambah deretan artikel yang berisi pendapat ahli tentang manfaat membaca, ada pengalaman empiris yang dapat dibagikan terkait manfaat dan fungsi membaca.
Terdapat banyak pengetahuan instan (yang dapat langsung diingat atau dipraktikkan) segera setelah membaca, namun juga banyak yang butuh waktu lama untuk dapat mengingatnya. Apa yang dibaca sekarang, bisa saja sehari, sejam, atau bahkan lima menit kemudian hilang. Bukan suatu permasalahan yang besar karena hal tersebut adalah wajar. Satu hal yang sering atau hampir pasti terjadi, yang sehari, sejam, atau lima menit hilang tadi akan muncul secara otomatis ketika dibutuhkan. 

Informasi, pengetahuan, gagasan, dan apapun yang telah dibaca akan keluar secara otomatis ketika sedang ngobrol, berdiskusi, menulis, ataupun hal-hal lain yang bersifat brainstrooming. Dan menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain seiring semakin banyaknya informasi, pengetahuan, dan gagasan yang didapatkan dari membaca (walaupun segera setelah membaca banyak hal yang seringkali terlupa). 

Selain memunculkan hal-hal yang tidak terduga, membaca juga dapat menajamkan peka. Semakin banyak yang kemudian disadari setelah membaca. Kebiasaan membaca teks secara tidak langsung memudahkan membaca konteks, membaca situasi yang terjadi sehari-hari. Dan puncak dari semuanya adalah lahirnya simpati, empati, dan kemudahan menemukan solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi. 

Satu hal lagi yang pasti, membaca adalah terapi. Membaca adalah obat untuk kesakitan-kesakitan jiwa. Banyak kedamaian yang lahir dari aktivitas membaca. 

Dan membacalah! Lihat dan rasakan semua perubahan yang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar