Senin, 25 Januari 2016

Perjanjian Arienovo

Akhirnya, Handphone Lenovo ku kembali setelah lebih dari satu setengah bulan menepi. Di service center, handphone atau yang lebih popular dengan istilah smartphone tersebut harus diperbaiki agar lcd nya dapat kembali bekerja dengan normal dan optimal. Menyenangkan sekaligus memberikan sebuah kekhawatiran.

Menyenangkan dengan adanya beberapa aplikasi dan fitur yang dapat membunuh kebosanan, menambah pengetahuan, dan bahkan meningkatkan produktivitas. Menghawatirkan justru dengan banyaknya hiburan yang ditawarkan. Hiburan yang justru melencengkan dari alasan utama mengapa smartphone diciptakan, atau setidaknya dari mengapa saya dulu membelinya.

Berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan perenungan atas kepemilikan smartphone yang juga belum terlampau lama, justru mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. Memang banyak informasi yang lebih mudah didapatkan dan komunikasi jarak jauh pun menjadi lebih bervariasi dan mudah dilakukan. Namun, banyak kemudian waktu yang justru tidak bermanfaat sebagaimana mestinya, terlampau banyak fokus tertuju padanya, dan akhirnya mengurangi produktivitas.

Beranjak dari latar belakang tersebut, dibuatlah suatu perjanjian untuk mengatur tata hubungan dan pola penggunaan smartphone. Suatu perjanjian damai tanpa satu pihak pun yang dirugikan. Perjanjian untuk mengurangi beban smarphone digunakan secara wajar tanpa pemforsiran. Perjanjian untuk menjadikanku lebih memanfaatkan smartphone sebagai alat dan teknologi penunjang produktivitas, bukannya alat yang memperbudak. Perjanjian yang saya namakan dengan PERJANJIAN ARIENOVO, yang merupakan kepanjangan dari Arif dan Lenovo.

Dan berikut isi dari perjanjian Arienovo:
  1. Smartphone dalam kondisi mati atau emergency pada pukul 23.00-04.00 setiap harinya. 
  2. Menggunakan smartphone pada pukul 04.00-07.00 hanya untuk keperluan komunikasi/chat (WhatsApp, BBM, dan/atau Line) dan mencari informasi khususnya berita.
  3. Bersosial media (facebook, twitter, instagram dan path) tidak boleh lebih dari tiga puluh menit setiap harinya.
  4. Bermain game hanya dilakukan antara pukul 12.00-16.00, pukul 20.00-22.30, dan tidak lebih dari satu jam.
  5. Paket data maksimal yang boleh digunakan setiap hari adalah 150 MB.
  6. Tidak menggunakan smartphone menjelang dan tiga puluh menit setelah waktu sholat.
  7. Tidak intens menggunakan smartphone ketika sedang berbicara dengan orang lain.
Demikian surat perjanjian ini dibuat. Pada dasarnya perjanjian adalah hal yang baku tetapi tidak kaku. Perjanjian dapat bersifat fleksibel karena banyak kebijakan dan kebijaksanaan yang tidak dapat dituliskan secara rinci. 

Perjanjian ini digunakan agar pemilik tidak diperbudak oleh smartphone dan smartphone pun tidak digunakan semena-mena oleh pemilik. Semoga kedepan manfaat yang diperoleh jauh lebih banyak daripada mudharatnya.

Semogaa.. 

1 komentar:

  1. Dalam situasi tertentu, misal untuk membunuh kebosanan karena menunggu bagaimana mas Arif?

    BalasHapus